Koko Ardiansyah anak Yatim Berprestasi
LABUHAN BATU, SJBNews - Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia Ke 74 tinggal menghitung hari upacara serentak dilakukan seluruh Indonesia, termaksuk kota Rantau prapat (Labuhan Batu) sebayak 54 siswa yang akan menjadi pasukan pengibar bendera (Paskibra) di acara Hari Peringatan Kemerdekaan RI yang akan kita peringati Sabtu,17 Agustus 2019.
Untuk masuk menjadi calon anggota Paskibraka 2019, harus melewati proses seleksi yang panjang dan ketat karena dalam proses seleksi tersebut langsung melibatkan pembina Senior, TNI dan Dispora, Namun tidak berlaku dengan anak pejabat yaitu Doni Dalimunthe merupakan putra pertama dari Plt. Bupati Labuhan H. Andi Suhaimi Dalimunthe asal Sekolah SMAN2 Jl.Pramuka. Rantauprapat. Koko siswa SMK Negeri 2 Rautau Utara Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara yg ikut proses seleksi dan telah masuk pelatihan selama dua bulan dikarantina harus relah digantikan oleh seorang anak pejabat Plt.Bupati Labuhan Batu, bahkan Koko sudah melakukan pengukuran baju namun tiba-tiba namanya tidak ada dalam daftar peserta disebabkan karena Koko bukan anak kalangan pejabat atau orang yang mampu secara ekonomi, Koko hanya seorang anak yatim yang sudah lama ditinggalkan oleh ayahnya dan ibu singleperent dengan pekerjaan yang hanya bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Kepada SJBNews, melalui via seluler salah seorang tokoh masyarakat berinisial RM mengindikasikan bahwa permainan ini sengaja dilakukan oleh Kadispora Awal uddin Siangian Untuk mencari muka dihadapan Bupati sebagai pimpinan yang langsung membawahi SKPD.
Setelah hal ini santer Kabid Dinas Pemuda dan Olahraga Awaluddin Siagian menyampaikan bahwa penerimaan anggota paskibraka dilakukan melalui penjaringan tetapi ada juga melalui kebijakan dari pimpinan, itu pun bukan alasan sebab, justru terkesan pembelaan. Bukan hal umum lagi kalau proses seleksi biasanya melibatkan unsur TNI karena selain mental dan fisik juga kecintaan terhadap ideologi.
Hal ini sebagai pembelajaran bagi Dispora dan Menteri Pendidikan dan kebudayaan RI,dan harapan masyarakat tolong jangan anak- anak yang punya prestasi dan mampu bersaing disingkirkan dengan anak- anak pejabat dan anak orang kaya yang belum tentu punya kemampuan namun bisa diikuti sertakan,
Karakter mental pejabat kita masih pola rejim ordebaru yang tidak siap berkompetisi ini suatu kegagalan dari pejabat negeri ini sebab program Presiden RI. Ir. Joko Widodo untuk Revolusi mental anak bangsa.
Koko yang kini namanya santer disosial media hanya pasrah dan tertunduk malu ketika teman- temannya mengetahui, secara psikologis anak ini mengalami beban mental dan frustasi karena secara tidak langsung sudah dibunuh karakternya oleh seorang anak pejabat yang berwenang. (Liston)